Minggu, 21 September 2014

Lagi Galau

I just can’t make my mind straight tonight

nggak ada satu lagupun yang bisa ngungkapin dan nyeritain perasaanku malem ini, jadi nulis random aja yaa...

I mad at people, people yell at me
I ignore people, people make me invisible
I hide everything from people, people faking me
I annoy people, people makes me sad L

Ada beberapa orang yang menurutku bisa aku percaya. Disaat aku mulai ngasi semua ke mereka, satu persatu mereka menghilang. Mataku masih bisa ngeliat mereka, telingaku masih bisa ngedenger mereka, dan aku masih dapet kabar mereka. Tapi, disini *nunjuk hati, udah nggak bisa lagi aku raih. Itu terlalu jauh, bahkan bintang aja masih lebih kerasa L

Aku Cuma butuh rumah, aku butuh pintu yang bisa aku masuki, aku butuh isinya untuk menerima, aku butuh seisi-isinya untuk berinteraksi. Tapi yang aku dapet Cuma jendela somplak dan pintu yang kuncinya udah patah didalem, nggak bisa dibuka lagi.

Perasaan itu nggak bisa berubah, manusianya yang berubah.

Iya, berubah lebih baik, maju. Dan untuk kedua hal itu manusia mulai nyari rumah baru, mencari cangkang baru. Ada yang lebih tertarik sama cangkang yang glamour, ada yang colourful, ada yang comfy, dan ada yang keras, tahan dengan kondisi apapun. Sedangkan aku disini? Masih mengintip ke jendela-jendela rusak itu, ngecek masih ada nggak ya yang dirumah?

Aku belum mampu ninggalin rumah, aku belum mampu nyari cangkang sendiri. Kalo keluar rumah tanpa cangkang, bisa dibilang aku belum layak. Aku masih rapuh, dan jauh dari ekspektasi. Aku produk gagal, aku sesuatu yang nggak bisa diharapkan.

Kalo di kandang sendiri aku kuat, aku berani, bahkan aku bisa dicap penindas. Disaat aku keluar, semua itu berbalik arah, matahari pun menjadi salah satu musuhku. Aku lebih suka bulan, akan lebih menyenangkan kalo ada bulan disiang hari -_-

Satu solusi yaitu : PERUBAHAN. Iya, change. Sayangnya saat ini dunia dipenuhi pelari. Mereka dengan cepat berubah dan meninggalkan apa yang ada dibelakang mereka begitu saja. Dan yang ditinggalkan? Selow, mereka juga dengan cepat berubah.

Tapi aku masih nggak bisa ngikutin ritme itu L

Aku masih lamban, berubah pelan-pelan. Karena jika aku memutuskan berubah, aku nggak bakalan lagi nengok kebelakang, berharap menjadi yang dulu.

Ketika aku berubah, aku benar-benar memutuskan apa yang harus kubawa, dan apa yang nggak.

Ketika aku berubah adalah saat dimana langit memuntahkan hujan kubis

Ketika aku berubah…


Ah aku bahkan nggak bisa mengira-ngira kapan itu terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar