Happy Independence day Indonesia! *telaatttt*
meskipun telat satu hari, dan karena mengemban tugas yang sangat mulia*?*dari pahlawan tanpa tanda jasa, maka saya culik postingan dari sebuah blog dibawah ini, semoga bermanfaat!
Pukul 8 pada 17 Agustus 1945 , Ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di
kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria
tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya
menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges”,
keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya
dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia
tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan
menemui sahabatnya, Bung Hatta.
Dokumentasi detik-detik Proklamasi
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap
jujur pada Jepang?
Perintah pertama & pesta pertama
Soekarno dan Marylin Monroe
Pidato 17 Agustus dan Hollywood
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
Teks Proklamasi
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
Bendera Indonesia yang berwarna merah dan putih merupakan hasil jahitan tangan sang ibu negara, Ibu Fatmawati. salah satu teman saya menambahkan informasi bahwa kain putih yang digunakan untuk menjahit bendera ternyata adalah kain seprai kasur, sedangkan kain merah tersebut meminta dari tukang bakso yang kebetulan sedang berjualan disekitar rumah Fatmawati. terbukti rakyat pun terlibat dalam proses detik detik proklamasi kemerdekaan Indonesia ya!
meskipun telat satu hari, dan karena mengemban tugas yang sangat mulia*?*dari pahlawan tanpa tanda jasa, maka saya culik postingan dari sebuah blog dibawah ini, semoga bermanfaat!
17 Agustus 1945 pukul 08.00,
Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi
rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung
Karno di hadapan segelintirpatriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu
kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang
singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi
telah dimulai
Upacara
Proklamasi
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata
berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada
pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta
ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang
yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari
tiga ratus tahun!
Dokumentasi detik-detik Proklamasi
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap
jujur pada Jepang?
Perintah pertama & pesta pertama
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai
presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani
sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate !!!Itu dilakukannya dalam
perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan
di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak
memakai alas kaki). "Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah
Presiden Soekarno.Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang
kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas
pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah
negara besar yang baru berusia satu hari.
Soekarno dan Marylin Monroe
Sukarno and Marilyn Monroe |
Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang
dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa
Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan”
dirayakan di sebuah hotel Hollywood.Bung Karno saat itu mengundang aktris
legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills,
Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25
tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir
Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu,
Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau “Your Excellency”,
tetapi dengan “Prince Soekarno!”
Pidato 17 Agustus dan Hollywood
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
Teks Proklamasi
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
Bendera Indonesia
dikutip dari : http://goresan-kecil-chara.blogspot.com/2012/08/fakta-menarik-kemerdekaan-indonesia.html
sekian, semoga bermanfaat ^^
MERDEKA!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar