Waktu kelas 5 SD, wali kelas saya
cerita tentang renungan yang sampe saat ini masih terngiang di benak saya.
Namanya pak Ali Muhtadi, beliau termasuk orang yang ‘alim’ di lingkungan
sekolah saya dulu. Tapi *seinget saya* beliau berteman sama preman pasar *eits
jangan mikir macem macem dulu*.
Ya tahulah preman gimana, minum, mabok, ngrokok, teriak teriak sok stress gak jelas. Meskipun begitu, Alhamdulilah beliau bisa menahan diri untuk nggak ikut ikut kelakuan mereka yang agak random.
Nah, suatu Jum’at siang, dimana laki
laki muslim yang baik berbondong bondong menuju masjid untuk sholat jum’at,
beliau masih bersama teman teman ‘ajaib’ nya*hehe*. Si teman tanya “hoy, situ
gak ke mesjid?” pak Ali yang kebetulan sedang dirundung masalah hanya diam, dan
malah balik bertanya, “lha situ nggak ke mesjid juga?” Si teman tadi Cuma
terkekeh sambil menepuk nepuk pundak beliau, terus bilang “lhah masak saya yang
begini ke mesjid? Kamu saja, kan kamu sudah jadwalnya ke mesjid wayah ngene.
Kamu aduin tuh, masalah kamu ke Tuhan, pasti langsung cess pleng, wahaha,”
Pak Ali terhenyak. Bener juga.
Subhanallah, mulut preman didepannya yang biasanya mengeluarkan kebun binatang
beserta pernak perniknya itu pun mengajak kebaikan kepadanya, meskipun dia
sendiri nggak mengerjakannya. Tapi paling nggak, preman itu sudah sadar tentang
kebaikan Allah kepada makhlukNya, dan bagaimana makhlukNya tunduk dan beribadah
untuk membalas kebaikanNya.
Kira kira begitu ‘bentuk’ dan inti
ceritanya, hikmah dan ibrahnya monggo di petik sendiri.
Dan selain itu ada teman saya yang
sama sama Rohis ngirimin sms motivasi yang Alhamdulilah bermanfaat juga buat
teman teman yang menerima. Namanya Imam Prasetyo, orangnya unyu dan baiik banget
^^, dia ngirim kalau hal yang diwaspadai
dari berkawan dengan orang mulia itu adalah merasa sama, padahal selama ini
kita hanya pemantul cahaya mereka.
Dan dari kedua wacana tersebut entah
kenapa menuntun saya pada satu kesimpulan yaitu ‘bisa rumangsa nanging ojo
rumangsa bisa – bisa merasa tapi jangan merasa bisa’, kerendahan hati.
Berkumpul sama orang mulia itu menenangkan
hati dan jiwa, tapi jangan menganggap kalau kita sama dengan mereka, kita nggak
sama dan bahkan nggak lebih baik dari mereka
Berumpul sama orang bejat itu rawan
maksiat, tapi dengan melihat mereka dan mendengar mereka kita bisa belajar
untuk menjadi manusia yang lebih baik
Nggak selamanya ayam Cuma ngeluarin
kotoran yang bau, ayam juga ngeluarin telur yang sehat dan bisa bikin perut
kenyang. Bahkan kotorannya pun bisa bermanfaat buat manusia juga, jadiin pupuk
misalnya
Jangan memandang rendah orang lain,
karena kita sendiri juga nggak tahu siapa yang rendah di hadapan Allah Ta’ala
Nggak semua yang kita anggep baik itu
baik, dan nggak semua yang kita anggep buruk itu buruk
Yang bisa kita lakukan sebagai manusia
adalah mengucap Bismillah dan berdoa memohon ridha Allah, berlomba dalam
kebaikan.
So, don’t be afraid, don’t have no fear. We move together, Insya Allah
we win together
Together to be Better ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar